Kamis, 27 September 2018

Perpustakaan Stikom Surabaya Memberi Yang Lebih

Perpustakaan Stikom Surabaya ini salah satu tempat yang saya sukai,selain tempatnya yang bersih dan juga nyaman. Perpustakaan ini mempunyai keindahan yang lebih yaitu tertata rapinya meja kursi,buku-buku dan yang paling menarik adalah terdapat foto sejarah yang terpasang di setiap dinding nya. Dan itu pandangan pertama saya ketika memasuki Perpustakaan.
        Saya kuliah di Stikom Surabaya ini sangat senang karna bisa menikmati Fasilitas perpustakaan ini dan fasilitasnya antara lain adalah Movie room, English room, Research and learning room, toilet yang bersih, komputer yang baik, dan juga printer yang bebas digunakan oleh mahasiswa. Tidak lupa juga terdapat spot belajar yang sangan banyak. Dan juga ada hasil karya dari mahasiswa yang berada di dalam perpustakaan ini.
          Perpustakaan ini sendiri mempunyai 3 lantai yang semuannya sama-sama nyaman dan tenang. Petugas perpus yang ramah membuat saya semakin suka berkunjung di perpustakaan. Trimakasih Stikom Surabaya karna memberi yang lebih. 
#PerpustakaanStikomSurabaya #StikomSurabaya #OKK2018

                                             

Rabu, 08 November 2017

Macam - macam Film

1. Film Dokumenter 
Film dokumenter menyajikan realita melalui berbagai cara dan dibuat untuk berbagai macam tujuan. Namun harus diakui, film dokumenter tak pernah lepas dari tujuan penyebaran informasi, pendidikan, dan propaganda bagi orang atau kelompok tertentu. Intinya, film dokumenter tetap berpijak pada hal – hal senyata mungkin. (Adhi Nugroho, 25/8/2013).

2. Film Negatif Warna
Film jenis ini adalah yang paling banyak beredar dan dipakai banyak orang. Film ini merekam warna sesuai dengan warna aslinya. Film ini masih bisa diproses di banyak laboratorium foto. Bahan kimia yang digunakan untuk memprosesnya disebut C-41.

Beberapa contoh Film negatif warna : Kodak Portra UC 100, Kodak Portra 160 NC dan VC, Kodak Portra 400 NC, VC dan UC, Kodak Portra 800, Fuji Pro 160 C, Fuji NPS 160, Fuji Pro 400 H, Fuji 800 Z.

3. Film Instant
Jenis film yang diperkenalkan pertama kali oleh Polaroid yang didesain khusus untuk digunakan pada kamera instant atau aksesori instant back yang dapat dipasang pada beberapa kamera. Film berisi bahan kimia yang diperlukan untuk memproses setelah pengambilan gambar, sehingga hanya perlu beberapa menit untuk melihat hasilnya. Hanya beberapa toycam yang dapat menggunakan film ini, dan diantaranya harus menggunakan aksesories tambahan, beberapa yang dapat menggunakan adalah Holga dengan Holgaroid (yang bisa menggunakan film tipe 600) dan DianaF+ dengan Instaback (yang menggunakan film Instax produksi Fujifilm).

Beberapa produsen Film Instant: Polaroid, Fujifilm, Kodak, The Impossible Project

4. Film cinematic
    Sinematografi adalah kata serapan dari bahasa Inggris Cinematography yang
berasal daribahasa Latin kinema ‘gambar’. Sinematografi sebagai ilmu terapan
merupakan bidang ilmuyang membahas tentang teknik menangkap gambar dan
menggabung-gabungkan gambar tersebut sehingga menjadi rangkaian gambar yang
dapat menyampaikan ide (dapat mengemban cerita).Sinematografi memiliki objek
yang sama dengan fotografi yakni menangkap pantulan cahaya yang mengenai
benda. Karena objeknya sama maka peralatannyapun mirip. Perbedaannya,
peralatan fotografi menangkap gambar tunggal, sedangkan sinematografi
menangkap rangkaian gambar. Penyampaian ide pada fotografi memanfaatkangambar tunggal, sedangkan pada sinematografi memanfaatkan rangkaian gambar.
Jadi sinematografi adalah gabungan antara fotografi dengan teknik perangkaian
gambar atau dalam sinematografi disebut montase (montage).
Sinematografi sangat dekat dengan film dalam pengertian sebagai media penyimpan
maupun sebagai genre seni. Film sebagai media penyimpan adalah pias (lembaran
kecil) selluloid yakni sejenis bahan plastik tipis yang dilapisi zat peka cahaya. Benda
inilah yang selalu digunakan sebagai media penyimpan di awal pertumbuhan
sinematografi. Film sebagai genre seni adalah produk sinematografi
Film mempunyai banyak pengertian yang masing-masing artinya dapat dijabarkan
secara luas. Film merupakan media komunikasi sosial yang terbentuk dari
penggabungan dua indra, penglihatan dan pendengaran, yang mempunyai inti atau
tema sebuah cerita yang banyak mengungapkan realita sosial yang terjadi di sekitar
lingkungan tempat dimana film itu sendiri tumbuh. Film sendiri dapat juga berarti
sebuah industri, yang mengutamakan eksistensi dan ketertarikan cerita yang dapat
mengajak banyak orang terlibat. Film berbeda dengan cerita buku, atau cerita
sinetron. Walaupun sama-sama mengangkat nilai esensial dari sebuah cerita, film
mempunyai asas sendiri. Selain asas ekonomi bila dilihat dari kacamata industri,
asas yang membedakan film dengan cerita lainnya adalah asas sinematografi. Asas
sinematografi tidak dapat digabungkan dengan asas-asas lainnya karena asas ini
berkaitan dengan pembuatan film. Asas sinematografi berisikan bagaimana tata
letak kamera sebagai alat pengambilan gambar, bagaimana tata letak properti dalam
film, tata artistik, dan berbagai pengaturan pembuatan film lainnya.

Jumat, 03 November 2017

Tutorial membuat ID CARD

Saya disini akan membuat tutorial tentang pembuatan ID Card

yang perlu kita lakukan adalah :

1.membuka dulu aplikasi untuk membuat idcard, saya disini menggunakan aplikasi Corel Draw X4

2.Menentukan Ukuran dari ID CARD kita , saya dsini menggunakan ukuran 58 X 90 mm

 Nb: Saya membuat garis warna hijau untuk batas background,dan warna merah untuk batas tulisan

3.Membuat desain untuk ID CARD sesuai dengan keinginan kita.


4.Menambahkan teks pada desain yang telah kita buat sesuai dengan data ID CARD yang telah kita buat agar tampak menarik


5. jangan lupa menambahkan kolom untuk foto.



Dan terakhir ucapkan Alhamdulillah,tugas satu persatu mulai terselesaikan ((:

Kamis, 05 Oktober 2017

Penjelasan mode dial semi automatic pada kamera

                      Penjelasan Mode Dial

P : Kamera secara otomatis mengatur shutter speed dan aperture.





Av : di  mode ini kita hanya perlu mengatur settingan menentukan berapa angka aperture yang kita ingin gunakan untuk memotret,sedangkan settingan untuk shutter speed akan di atur sendiri oleh kamera / otomatis. Dan disini kita bisa mengatur setingan iso. Biasa digunakan untuk memotret sesuatu yang tidak bergerak atau stabil.




Tv : di  mode ini kita hanya perlu mengatur settingan menentukan berapa angka shutter speed yang kita ingin gunakan untuk memotret,sedangkan settingan untuk aperture akan di atur sendiri oleh kamera / otomatis. Dan disini kita bisa mengatur setingan iso dan lainnya secara manual. Biasa digunakan untuk memotret sesuatu yang bergerak atau banyak motionnya.


M : Memberikan ruang kebebasan untuk kita mengatur kamera sesuai keinginan kita secara manual semua.



Segitiga Exposure

ISO
Pada Fotografi Tradisional (film): ISO (ASA) mengindikasikan seberapa sensitive sebuah film terhadap cahaya, yang diukur berdasarkan angka (tampak pada film – 100, 200, 400, 800, dst). Angka yang kecil menyebabkan sensitivitas terhadap cahaya juga rendah, gambar memiliki butiran halus.
Pada fotografi Digital: ISO mengukur sensitivitas sensor terhadap cahaya. Secara prinsip sama dengan film. ISO yang tinggi umumnya digunakan pada kondisi pencahayaan yang kurang untuk shutter speed yang tinggi (acara sport pada indoor).

Shutter Speed
Adalah alat yang digunakan untuk mengatur kecepatan cahaya yang masuk untuk menyinari film, dibuat dari bahan metal yang tipis dan kuat yang dinamakan shutter blade.
Cara kerja dari shutter blade itu sendiri adalah membuka dan menutup kembali. Pada saat shutter blade terbuka maka cahaya akan masuk dan menyinari film/sensor.

Aperture
adalah bukaan diafragma, yang dibuat dari lempengan lempengan logam yang tipis yang dapat mengatur besar kecilnya lubang diafragma pada lensa dengan cara memutar ring diafragma pada lensa.
Fungsi dari diafragma adalah mengatur banyak sedikitnya cahaya yang masuk melalui lensa, serta menentukan ruang tajam yang dipilih.
Pemilihan diafragma inipun sangat dipengaruhi oleh kekuatan cahaya yang menyinari obyek, kecepatan Film (ASA atau ISO) serta shutter speed yang dipilih.

Sabtu, 16 September 2017

Moving fotografi "Pencuri sapu terbang"

             Description  Of Merging Photo


Di dunia sihir,terdapat nenek sihir dan teman teman nya ..
Namun terjadi keganjalan pada nenek sihir tersebut, karena sapu terbang nya menghilang
Karna itu pun diambil dari segrombolan anak sekolah yang sedang memasuki daerah nenek sihir itu
Namun ne
Dan tanpa berpikir panjang segrombolan anak sekolah tadi ada yang kabur dan melawan nya ..
Finjani yang mengambil sapu terbang tadi,meninggalkan tempat dengan rizal,zainal dan yogi
Rizal yang berpegangan pada sapu yang finjani naiki,dan zainal duduk di bahu nya rizal ,yogi pun berglantungan di kaki zainal ..
Berbeda dengan yakin,yakin malah menyerang sang nenek sihir tersebut . dengan cara Ia melompat dan menendang kepala sang nenek tadi ..
Namun tidak dengan ayuk dan novi ia malah mendekati sang nenek sihir tersebut,karna mereka ketakutan dan melihat teman-teman nya yang pergi menggunakan sapu terbang dan tanpa ia sadari nenek sihir tersebut ada di depan mata novi dan vivi ..
Sekian Terimakasih ((:

Rabu, 13 September 2017

Rangkuman tata cahaya dalam fotografi

Tata Cahaya dalam Fotografi


1.       Pengertian Tata Cahaya
Tata cahaya adalah seni pengaturan cahaya dengan mempergunakan peralatan pencahayaan agar kamera mampu melihat obyek dengan jelas, dan menciptakan ilusi sehingga penonton mendapatkan kesan adanya jarak, ruang, waktu dan suasana dari suatu kejadian yang dipertunjukkan dalam suatu pementasan.

2.       Prinsip Dasar Tata Cahaya
Ini sudah menjadi rumusan atau formula dasar sebuah pencahayaan dalam produksi video, film, dan foto. Tiga poin penting itu terdiri atas : Key Light, Fill Light, Back Light

a. Key Light
Pencahayaan utama yang diarahkan pada objek. Keylight merupakan sumber pencahayaan paling dominan. Biasanya keylight lebih terang dibandingkan dengan fill light. Dalam desain 3 poin pencahyaan, keylight ditempatkan pada sudut 45 derajat di atas subjek.Fill Light
b. Fill light
Pencahayaan pengisi, biasanya digunakan untuk menghilangkan bayangan objek yang disebabkan oleh key light. Fill light ditempatkan berseberangan dengan subyek yang mempunyai jarak yang sama dengan keylight. Intensitas pencahyaan fill light biasanya setengah dari key light.
c. Back Light
Pencahayaan dari arah belakang objek, berfungsi untuk meberikan dimensi agar subjek tidak “menyatu” dengan latar belakang. Pencahyaan ini diletakkan 45 derajat di belakang subyek. Intensitas pencahyaan backlight sangat tergantung dari pencahayaan key light dan fill light, dan tentu saja tergantung pada subyeknya. Misal backlight untuk orang berambut pirang akan sedikit berbeda dengan pencahayaan untuk orang dengan warna rambut hitam.

3.       Fungsi Tata Cahaya
Tata cahaya yang hadir di atas panggung dan menyinari semua objek sesungguhnya menghadirkan kemungkinan bagi sutradara, aktor, dan penonton untuk saling melihat dan berkomunikasi. Semua objek yang disinari memberikan gambaran yang jelas kepada penonton tentang segala sesuatu yang akan dikomunikasikan. Dengan cahaya, sutradara dapat menghadirkan ilusi imajinatif. Banyak hal yang bisa dikerjakan bekaitan dengan peran tata cahaya tetapi fungsi dasar tata cahaya ada empat, yaitu penerangan, dimensi, pemilihan, dan atmosfir (Mark Carpenter, 1988).

1.       Penerangan.
Inilah fungsi paling mendasar dari tata cahaya. Lampu memberi penerangan pada pemain dan setiap objek yang ada di atas panggung. Istilah penerangan dalam tata cahaya panggung bukan hanya sekedar memberi efek terang sehingga bisa dilihat tetapi memberi penerangan bagian tertentu dengan intensitas tertentu. Tidak semua area di atas panggung memiliki tingkat terang yang sama tetapi diatur dengan tujuan dan maksud tertentu sehingga menegaskan pesan yang hendak disampaikan melalui laku aktor di atas pentas.

2.       Dimensi.
 Dengan tata cahaya kedalaman sebuah objek dapat dicitrakan. Dimensi dapat diciptakan dengan membagi sisi gelap dan terang atas objek yang disinari sehingga membantu perspektif tata panggung. Jika semua objek diterangi dengan intensitas yang sama maka gambar yang akan tertangkap oleh mata penonton menjadi datar. Dengan pengaturan tingkat intensitas serta pemilahan sisi gelap dan terang maka dimensi objek akan muncul.

3.       Pemilihan.
Tata cahaya dapat dimanfaatkan untuk menentukan objek dan area yang hendak disinari. Jika dalam film dan televisi sutradara dapat memilih adeganmenggunakan kamera maka sutradara panggung melakukannya dengan cahaya. Dalam pementasan tertentu, penonton secara normal dapat melihat seluruh area panggung, untuk memberikan fokus perhatian pada area atau aksi tertentu sutradara memanfaatkan cahaya. Pemilihan ini tidak hanya berpengaruh bagi perhatian penonton tetapi juga bagi para aktor di atas pentas serta keindahan tata panggung yang dihadirkan.

4.       Atmosfir.
Yang paling menarik dari fungsi tata cahaya adalah kemampuannya menghadirkan suasana yang mempengaruhi emosi penonton. Kata “atmosfir” digunakan untuk menjelaskan suasana serta emosi yang terkandung dalam peristiwa lakon.Tata cahaya mampu menghadirkan suasana yang dikehendaki oleh lakon. Sejak ditemukannya teknologi pencahayaan panggung, efek lampu dapat diciptakan untuk menirukan cahaya bulan dan matahari pada waktu-waktu tertentu. Misalnya, warna cahaya matahari pagi berbeda dengan siang hari. Sinar mentari pagi membawa kehangatan sedangkan sinar mentari siang hari terasa panas. Inilah gambaran suasana dan emosi yang dapat dimunculkan oleh tata cahaya
Keempat fungsi pokok tata cahaya di atas tidak berdiri sendiri. Artinya, masing-masing fungsi memiliki interaksi (saling mempengaruhi). Fungsi penerangan dilakukan dengan memilih area tertentu untuk memberikan gambaran dimensional objek, suasana, dan emosi peristiwa. Gambar berikut memperlihatkan interaksi fungsi pokok tata cahaya.

Selain keempat fungsi pokok di atas, tata cahaya memiliki fungsi pendukung yang dikembangkan secara berlainan oleh masing-masing ahli tata cahaya. Beberapa fungsi pendukung yang dapat ditemukan dalam tata cahaya adalah sebagai berikut.

1.       Gerak.
 Tata cahaya tidaklah statis. Sepanjang pementasan, cahaya selalu bergerak dan berpindah dari area satu ke area lain, dari objek satu ke objek lain. Gerak perpindahan cahaya ini mengalir sehingga kadang-kadang perubahannya disadari oleh penonton dan kadang tidak. Jika perpindahan cahaya bergerak dari aktor satu ke aktor lain dalam area yang berbeda, penonton dapat melihatnya dengan jelas. Tetapi pergantian cahaya dalam satu area ketika adegan tengah berlangsung terkadang tidak secara langsung disadari. Tanpa sadar penonton dibawa ke dalam suasana yang berbeda melalui perubahan cahaya.

2.       Gaya.
Cahaya dapat menunjukkan gaya pementasan yang sedang dilakonkan. Gaya realis atau naturalis yang mensyaratkan detil kenyataan mengharuskan tata cahaya mengikuti cahaya alami seperti matahari, bulan atau lampu meja. Dalam gaya Surealis tata cahaya diproyeksikan untuk menyajikan imajinasi atau fantasi di luar kenyataan seharihari. Dalam pementasan komedi atau dagelan tata cahaya membutuhkan tingkat penerangan yang tinggi sehingga setiap gerak lucu yang dilakukan oleh aktor dapat tertangkap jelas oleh penonton.

3.       Komposisi.
 Cahaya dapat dimanfaatkan untuk menciptakan lukisan panggung melalui tatanan warna yang dihasilkannya.

4.       Penekanan.
Tata cahaya dapat memberikan penekanan tertentu pada adegan atau objek yang dinginkan. Penggunaan warna serta intensitas dapat menarik perhatian penonton sehingga membantu pesan yang hendak disampaikan. Sebuah bagian bangunan yang tinggi yang senantiasa disinari cahaya sepanjang pertunjukan akan menarik perhatian penonton dan menimbulkan pertanyaan sehingga membuat penonton menyelidiki maksud dari hal tersebut.
5.       Pemberian tanda.
Cahaya berfungsi untuk memberi tanda selama pertunjukan berlangsung. Misalnya,  fade out untuk mengakhiri sebuah adegan, fade in untuk memulai adegan dan black out sebagai akhir dari cerita. Dalam pementasan teater tradisional, black out biasanya digunakan sebagai tanda ganti adegan diiringi dengan pergantian set

4. Peralatan Tata Cahaya
 Kerja tata cahaya adalah kerja pengaturan sinar di atas pentas. Kecakapan dalam mendisitribusi cahaya ke atas pentas sangat dibutuhkan. Dengan peralatan tata cahaya, kontrol atau kendali atas distribusi cahaya itu dikerjakan. Penata cahaya perlu mengendalikan intensitas, warna, arah, bentuk, ukuran, dan kualitas cahaya serta gerak arus cahaya. Semua kendali itu bisa dimungkinkan karena adanya peralatan tata cahaya yang memang dirancang untuk tujuan tersebut. Penguasaan peralatan wajib dipelajari oleh penata cahaya.

a. Bohlam
Bohlam (bulb, lamp) adalah sumber cahaya. Bagian-bagian dari bohlam terdiri atas envelope, filament, dan base (Gb.204). Envelope adalah cangkang yang terbuat dari gelas kaca atau kwarsa untuk melindungi komponen dari udara dan mencegahnya dari kebakaran.

Filament merupakan komponen yang mengubah panas listrik menjadi cahaya. Ukuran dan bentuknya bermacam-macam disesuaikan dengan ketahanan panas dan hasil cahaya yang dinginkan. Karena filament menghasilkan cahaya dari panas maka ia juga menjadi lemah karena panas sehingga mudah rusak. Oleh karena itu pemasangan dan pelepasan bohlam hendaknya dilakukan dengan hati-hati apalagi ketika kondisinya sedang menyala. Base, adalah dasaran untuk meletakkan bohlam pada dudukan yang sesuai dan merupakan komponen yang menghubungkan filament dengan arus listrik. Jenis dan bentuk base berbeda-beda. Hal ini sesuai dengan dudukan yang disediakan pada masing-masing jenis dan merk lampu dari pabrikan tertentu.

b.     Reflektor dan Refleksi
Untuk memancarkan cahaya dari bohlam ke objek yang disinari dibutuhkan reflektor. Cahaya yang hanya berasal dari bohlam sinarnya kurang kuat dan tidak terarah pancarannya. Dengan reflektor maka pancaran cahaya yang berasal dari bohlam dapat ditingkatkan, diatur, dan diarahkan. Lampu panggung menggunakan tiga jenis reflektor yaitu; ellipsoidal, spherical, dan parabolic. Reflektor ellipsoidal berbentuk lengkungan setengah elips (lonjong) yang mengelilingi lampu sehingga mencipatkan efek pancaran tiga dimensi. Jarak masing-masing sisinya terhadap sumber cahaya tetap. Karena bentuknya tersebut cahaya yang dihasilkan oleh reflektor ellipsoidal memiliki dua focal point (tittik temu fokus cahaya). Focal point 1 berasal dari titik fokus sumber cahaya (bohlam) kemudian memantul kembali ke reflektor yang hasil refleksinya membentuk titik focal point 2 baru kemudian menyebar.

Reflektor spherical memiliki bentuk sisi yang membulat. Jenis reflektor ini memancarkan seluruh cahaya langsung dari titik focal point ke reflektor yang merefleksikannya kembali melalui focal point tersebut sebelum memencar. Jika dibuat garis lingkaran imajiner maka panjang cahaya yang ditempuh masing-masing garis cahaya adalah sama. memperlihatkan refleksi cahaya melalui reflektor spherical.


Reflektor parabolic memiliki bentuk sisi parabola. Reflektor jenis ini merefleksikan cahaya langsung dari atau melalui focal point kemudian menyebar secara paralel membentuk cahaya yang diameternya hampir sama dengan diameter reflector.Dengan demikian, diameter cahaya yang dihasilkan sangat tergantung dengan diameter reflektor. Contoh lampu sehari-hari yang menggu-nakan reflektor parabolic adalah lampu senter.

Selain refleksi yang dihasilkan melalui reflektor, cahaya juga akan mengalami refleksi setelah menyentuh objek penyinaran. Refleksi cahaya yang memantul setelah mengenai objek dapat dibedakan menjadi empat jenis, yaitu specular, diffuse, spread, dan mixed. Refleksi specular (seperti cermin) memantulkan arah cahaya tanpa mengubah besaran cahaya alami dari sumbernya.


Refleksi diffuse terjadi ketika cahaya yang mengenai permukaan objek memantul dengan pendar yang merata ke segala arah.Contoh dari refleksi diffuse adalah ketika cahaya diarahkan ke sebuah lukisan dua dimensi.

Refleksi spread sama seperti refleksi diffuse tetapi persentase masingmasing garis cahaya tidak sama. Cahaya yang mengenai objek dengan intens itas lebih tinggi garis cahayanya akan memendar dan direfleksikan lebih panjang dari yang lain Contoh refleksi spread adalah ketika cahaya mengenai gumpalan aluminium foil.


Refleksi mixed, merupakan refleksi campuran dari diffuse dan specular. Beberapa garis cahaya dipendarkan secara merata ke segala penjuru arah tetapi sebagian garis cahaya dipantulkan seperti cermin .Contoh refleksi mixed adalah ketika cahaya menyinari gagang pintu dari logam, jam tangan emas, atau lantai kayu yang mengkilat.

5. Warna Cahaya

1. TEMPERATUR WARNA (color temperature)
         -Tungsten 3600˚K warna yang ditimbulkan ke cenderung kekuningan (YELLOWISH)
         - Flourencent 4200˚K warna yang ditimbulkan ke cenderung kehijauan (GREENISH)
         - Daylight 5600˚K warna yang ditimbulkan kecendrung kebiruan (BLUISH)
Sehingga untuk mendapati warna yang tepat kita butuh konversi antara sumber cahaya dengan jenis bahan baku hal ini bisa dilakukan dengan menggunakan FILTER CONVERTION atau dalam teknik kamera dipergunakan WHITE BALANCE.

2.  ASPEK-ASPEK UNTUK PERHITUNGAN WARNA YANG BAIK
- HUE adalah predominasi dari sensasionalitas warna, antara warna merah, warna kuning,    warna biru. Warna yang normal diharapkan netral atau achromatic.
- SATURATION adalah kestabilan warna dari nilai pudar sehingga warna menjadi murni atau   tepat dan tidak pudar. Atau biasa disebut chroma, intensity atau purity.
- BRIGHTNESS adalah bentuk secara luas dari kuantitas cahaya yang diterima subjek.

3.   KARAKTER PENCAHAYAAN
A.  Hard Light
Perbandingan intensitas antara cahaya yang keras dan cahaya yang lemah cukup tinggi. Karena cahaya yang jatuh menjadi focus pada titik tertentu maka hal ini memberikan dampak pada bagian bayangan akan terlihat sangat jelas. Sehingga akan menimbulkan efek kontras yang sangat tinggi.
B.Soft Light
Sumber cahaya yang jatuh ke permukaan subjek di buat dengan perbandingan antara cahaya yang keras dan cahaya yang lemah cukup rendah.Karena perbandingan yang sangat kecil ini cahaya menjadi rata sehingga bayangan akan terlihat halus atau tidak ada sama sekali.

4. METODE TEKNIS PENCAHAYAAN
A. Direct Light
 Sebuah metode dalam menerapkan jatuhnya sumber cahaya secara langsung di arahkan ke permukaan subjek. Dari penerapan seperti ini akan terlihat jelas arah datangnya sumber cahaya.
B. Reflected Light
Sebuah metoda dalam menerapkan jatuhnya sumber cahaya tidak secara langsung tetapi dengan mengarahkan ke bidang lain sehingga cahaya yang jatuh kepermukaan subjek adalah cahaya pantulan. Karena cahaya menjadi halus dan rata maka tidak terlihat jelas arah datangnya.
C. Difused Light
Cahaya baur terjadi ketika sinar matahari tertutup awan, berkabut atau karena debu. Dengan kata lain percampuran cahaya matahari dengan eleman alam lain yang menghasilkan cahaya matahari lembut dan tidak terlalu keras.

5.   METODE PEMANFAATAN SUMBER CAHAYA
A. Available Light
Cahaya yang sudah ada di lokasi dengan kondisi permanen dan dimanfaatkan untuk pengambilan gambar. Kondisi putaran waktu yang mempengaruhi cahaya bisa dimanfaatkan baik malam maupun siang (Night-Day).
B. Artificial Light
Adalah cahaya buatan yang mampu dipakai atau memang khusus dibuat untuk kebutuhan pengambilan gambar namun tidak menghilangkan kesan NATURAL.
C. Practical Light
       Sumber cahaya yang kita dapati dari cahaya lampu meja, lampu jalanan, lampu kendaraan atau juga lampu kamar, dan di gunakan untuk keperluan pemotretan
D. Pictorial Light
Penerapan pencahayaan dengan kesan BEAUTY ada keseimbangan antara key light, fill light, back light dan background light.

6.  LIGHTING STYLE (Gaya Pencahayaan)
A. High Key
Perbandingan cahaya terang dan gelap kecil sehingga kontrasnya rendah.
B. Low Key
Perbandingan cahaya terang dan gelap besar sehingga kontrasnya tinggi.

7.  LIGHTING SETTING NATURAL LIGHTING
      Natural light adalah jenis pencahayaan alam yang mana cahaya tersebut dihasilkan dari seluruh unsur alam. Unsur utama dalam pencahayaan alami bersumber pada cahaya matahari. Adapun pencahayaan matahari memiliki jam-jam tertentu yang baik untuk digunakan sebagai sumber cahaya dalam pemotretan. Untuk pagi hari antara 08.00 – 10.00 dan untuk sore hari 15.00 – matahari terbenam. Hal ini dikarenakan pada jam-jam tersebut kekuatan sinar matahari tidak terlalu kuat, dan sudut pencahayaannya pun merata. Ada beberapa jenis pencahayaan yang dihasilkan oleh sinar matahari, yaitu :
Direct Light
Cahaya matahari langsung jatuh menimpa objek, berkas cahayanya kuat, terjadi kontras yang mencolok antara bagian yang terkena sinar matahari dengan yang tidak.
Difused Light
Cahaya baur terjadi ketika sinar matahari tertutup awan, berkabut atau karena debu. Dengan kata lain percampuran cahaya matahari dengan eleman alam lain yang menghasilkan cahaya matahari lembut dan tidak terlalu keras.
Windows Light
Masuknya cahaya matahari ke dalam ruangan di pagi hari melalui celah-celah jendela. Guratan jatuhnya cahaya sangat terlihat jelas, ini yang disebut Windows Light. Ciri yang perlu diingat dalam windows light adalah cahaya kontras yang kuat antara bayangan dengan bagian yang terkena cahaya. Objek yang terkena cahaya akan terlihat lebih menonjol.
Reflected Light
Pencahayaan terjadi ketika direct light melalui permukaan tertentu atau adanya objek lainyang membantu proses pemantulan cahaya.

Kualitas dalam pencahayaan itu sendiri di pengaruhi oleh beberapa hal :
a. Keras lemahnya cahaya, sehingga berpengaruh terhadap bayangan
b. Sudut dari cahaya
   c. Warna cahaya Cahaya alami adalah salah satu hal yang sangat penting untuk    fotografer, dan ini GRATIS untuk semua orang di dunia.
Bagaimana memahami cahaya alami bekerja secara efektif merupakan salah satu kunci di mana kita semua dapat meningkatkan fotografi kita tanpa harus menghabiskan banyak uang untuk membeli peralatan fotografi yang mewah.

1. Sadarilah Karakteristik Perubahan Cahaya Alam
Karakteristik perubahan cahaya alami tergantung pada hari, cuaca, musim atau karena keadaan lainnya. Pada dasarnya ada jenis cahaya yang berbeda pada setiap waktu. Jenis-jenis cahaya yang berbeda akan membuat sebuah adegan (scene) yang sama terlihat sangat berbeda.
2. Jangan Lihat Cahaya Alam dalam hal “baik” atau “buruk”
Banyak dari kita yang hampir diindoktrinasi dengan ide bahwa cahaya yang baik adalah cahaya selama “jam-emas” (pagi dan sore) atau bahkan cahaya keras sekitar tengah hari umumnya dianggap sebagai cahaya terburuk. Pada kenyataannya, ini bisa sangat membatasi kreatifitas Sobat saat memotret. Cahaya “jam-emas” membuat segalanya tampak indah dan magis karena memiliki kualitas lembut dan memiliki efek seperti emas. Kesimpulannya adalah harus bisa melihat berbagai jenis cahaya alami sebagai alat. Tak satu pun dari “alat” yang baik atau buruk, benar atau salah untuk berkomunikasi melalui media fotografi.
3. Terobsesi Dengan Mengamati Cahaya
Perhatikan cahaya dalam kehidupan sehari-hari berinteraksi dengan segala sesuatu di sekitar seperti partikel debu, air, dll. Amati bagaimana perubahan cahaya ketika berpindah dari satu tempat ke tempat lain, bagaimana melemparkan bayangan. Amati bagaimana fotografer menggunakan cahaya dalam pekerjaan mereka. Tujuannya tidak lain adalah untuk mendidik diri sendiri, untuk melatih mata agar mengenali skenario pencahayaan yang berbeda sehingga akhirnya dapat memprediksi jika ada beberapa skenario pencahayaan yang lebih sulit dipahami mungkin terjadi.
4. Lakukan Eksperimen
Bereksperimen tidak selalu harus mengarah pada hasil karya, Tetapi dapat membantu memahami bagaimana cahaya bekerja dalam arti yang sangat praktis. Dengan mengamati dan melihat skenario pencahayaan yang menarik maka hal itu akan terlihat dalam foto-foto. Lakukanlah eksperimen saat itu juga, jangan membuang-buang waktu untuk berfikir, cobalah untuk berbagai tingkatan eksposure dan lihat hasilnya setelah itu.

Minggu, 27 Maret 2016

Makalah alir proses produksi


Contoh membuat makalah " ALIR PRODUKSI PRODUK MULTIMEDIA"



KATA PENGANTAR


Puji syukur penyusun ucapkan atas kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan karunia-Nya Penyusun masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan makalah yang berjudul “Rangkuman Alir Produk produksi multimedia”.
Tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan standar kompetensi memahami alir produksi produk multimedia,Tidak lupa penyusun ucapkan terimakasih kepada Guru pembimbing bapak David Susilo Wijaya,S.KOM dan bapak Tofik Santoso,S.T,M.pd selaku kepala sekolah juga teman-teman dan keluarga yang telah memberikan dukungan dalam menyelesaikan makalah ini.
Penyusun menyadari bahwa dalam  penyusunan makalah  ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu penyusun sangat mengharapkan  kritik dan saran yang membangun. Dan semoga dengan selesainya makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan teman-teman. Amin.

Banyuwangi, 25 Februari 2016

                                                                                                                                                                Penyusun





DAFTAR ISI

Kata pengantar……………………………………………….1
Daftar isi ………………………………………………………2
BAB I
1.1  Latar belakang ………………………………………….3
1.2  Tujuan penyusun ……………………………………….3
BAB II
2.1 Pre production …………………………………………..5
2.2 Production ………………………………………………..6
2.3 Post production ………………………………………….23
BAB III
3.1 kesimpulan ………………………………………………25
3.2  saran …………………………………………………….27
DAFTAR PUSTAKA………………………………………. 28







BAB I
PENDAHULUAN


1.1 Latar belakang
Alir proses produksi produk multimedia meliputi 3 hal yaitu :
Ø     Pre-production
Ø     Production dan
Ø     Post-Production

A.    Pre_production
Proses pre-production meliputi proses penuangan ide produk perencananaan produk,perencanaan proses produk,penyusunan dokumentasi,penyusun tim,membangun prototip,pengurusan hak cipta dan penandatanganankontrak dan pembiayaan.
B.    Production
Tahap produksi  merupakan tahap implementasi pra produksi dimana semua anggotatim pengembang multimedia bekerja.
C.    Post-production
Tahap penyelesaian produksi multimedia menjadi hasil akhir.

1.2 Tujuan penyusun
1.      memenuhi nilai dari mata pelajaran produktif 1
2.      memahami alir proses produksi produk multimedia
3.      mengenal tentang produk multimedia

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pre-production
Pre production adalah proses penyiapan semua elemen yang terlibat dalam sebuah produksi(shooting) film/video dari mulai pengaturan budget,pemilihan sutradara,actor,cameramen,crew,lokasi,peralatan,kostum/wardrobe,dll

       1. Ide dan pemilihan konsep
Adalah merupakan realisasi dari sebuah ide pemikiran dan gagasan yang bertujuan untuk menuangkannya ke dalam media visual dan audio
        2. Story line/synopsis.
Adalah ringkasan cerita/film ,menjadi bentuk dari sebuah film dengan tetap memperhatikan unsure-unsur cerminanfilm tersebut.membuat synopsis merupakan suatu cara yang efektif.membuat synopsis merupakan suatu cara yang efektif untuk menyajikan karangan film yang panjang dalam bentuk yang singkat. Dalam synopsis,keindahan gaya bahasa,ilustrasi, dan penjelasan-penjelasannya di hilangkan, tetapi tetap mempertahankan isi dan gagasan umum poengarangnya.sinopsis biasanya di batasi oleh jumlah halaman, misalnya satu atau dua halaman.
Langkah-langkah membuat synopsis:
·                     Mencatat gagasan utama dengan menggaris bawah gagasan-gagasan yang penting.
·                     Menulis ringkasan bedasarkan gagasan-gagasan.
·                     Gunakan kalimat yang padat,efektif, dan menarik untuk merangkai jalan cerita.
·                     Dialog dan monolog tokoh cukup di tuilis isi atau dicari garis besarnya saja.
·                     Synopsis tidak boleh menyimpang dari jalan cerita dan isi dari keseluruhannya film.

         3. Script/naskah scenario
Membuat rancangan audio visual treatment dan penulis naskah secara rinci yang mengembangkan gagasan utama pada synopsis menjadi sebuah cerita yang menarik dan informative.diawali dengan penjelasan dan pengenalan  tiap karakter dalam cerita secara menyeluruh.

          4. Shot list dan storyboard
Sebuah teknik shoting management disini dibuat daftar pengambilan gambar pada setiap adegan dan divisualisasikan dalam bentuk sketsa gambar/storyboard jika diperlukan





2.2 Production
Production  adalah proses pelaksanaan produksi ( syuting ) yang mengacu pada persiapan yang di hasilkan dari proses pra produksi. Ada beberapa pihak yang terkait dalam proses produksi ,antara lain:
1.     Produser
Seorang produser film mengawasi dan menyalurkan sebuah proyek film kepada seluruh pihak terlibat sambil mempertahankan integritas,suara, dan visi film tersebut. Mereka juga akan mengambil resiko keuangan dengan menyalurkan uang mereka sendiri,khusus nya selama selama periode pra-produksi, sebelum sebuah film dapat terdanai sepenuh nya.
Produser terlibat aktif dalam semua tahapan proses pembuatan film,mulai dari pemunculan ide dan pengembangan hingga penyaluran  proyek film tersebut.namun,suatu idea tau konsep film dapat muncul dari siapapun,termaasuk penulis naskah,sutradara atau produser
Fungsi produser, secara umum fungsi produser di berbagai bidang ini berbeda satu sama lainnya.dalam produksi siaran radio misalnya,produser kerap kali melakukan pekerjaan bersifat teknis mulai dari mengumpulkan bahan siaran hingga meramunya menjadi satu program layak siar.untuk bidang televisi dan film fungsi produser bisa di bilang serupa.namun,ada perbedaan peran produser pada produksi siaran televisi dan film.dalam produksi siaran televisi produser merupakan individu yang layak mendapat pujian terhadap satu program sebagai satu hasil karya.sementara dalam produksi film,pujian tersebut biasanya di berikan kepada sutradara.dalam produksi televisi seorang produser lebih terlibat pada saat pra-produksi.kadang memang banyak orang sulit untuk membedakan fungsi antara produser dan sutradara,karena memang beda tipis.sebenarnya fungsi produser dan sutradara hampir sama.hanya saja yang membedakan ialah seorang produser lebih terlibat saat pra-produksi dan sutradara itu pada saat pelaksanaan produksi.
2.     Sutradara
Sutradara adalah orang yang bertugas mengarahkan sebuah film sesuai dengan skenario. Skenario digunakan untuk mengontrol aspek-aspek seni dan drama. Pada masa yang sama, sutradara mengawal kru film dan pemeran untuk memenuhi wawasan pengarahannya. Sutradara juga berperan dalam membimbing kru dan para pemeran film dalam merealisasikan kreativitas yang dimilikinya.
Sutradara bertanggung jawab atas aspek-aspek kreatif pembuatan film, baik interpretatif maupun teknis. Ia menduduki posisi tertinggi dari segi artistik dan memimpin pembuatan film tentang “bagaimana yang harus tampak” oleh penonton. Selain mengatur tingkah laku di depan kamera dan mengarahkan akting serta dialog, sutradara juga mengontrol posisi beserta gerak kamera, suara, pencahayaan, dan hal-hal lain yang menyambung kepada hasil akhir sebuah film. Dalam melaksanakan tanggung jawabnya, sutradara bekerja bersama para kru film dan pemeran film, di antaranya penata fotografi, penata kostum, penata kamera dan lain sebagainya. Selain itu ia juga turut terlibat dalam proses pembuatan film mulai dari pra-produksi, produksi, hingga pasca produksi.Tidak hanya harus mengerti soal kamera dan pencahayaan, sutradara juga harus bisa mengarahkan orang banyak bahkan berinteraksi langsung dengan para talent agar hasil filmnya bisa maksimal Jadi kali ini akan kami menjabarkan tugas seorang sutradara dari tahap pra produksi hingga pasca produksi.
v  Tahap Pasca Produksi

Ø  Interpretasi Skenario (script conference)
·         Analisa skenario yang menyangkut isi cerita, struktur dramatik, penyajian informasi dan semua hal yang berhubungan dengan estetika dan tujuan artistik film.
·         Hasil analisa didiskusikan dengan semua Kepala Departemen (sinematografi, artistik, suara, editing) dan Produser untuk merumuskan konsep penyutradaraan film.
Ø  Pemilihan Kru
Sutradara dan Produser memilih serta menentukan kru yang akan terlibat di dalam produksi.
Ø  Casting
Sutradara menentukan dan melakukan casting terhadap para pemain utama dan pendukung yang dibantu oleh Asisten Sutradara dan Casting Director.
Ø  Latihan/rehearsal
·  Kepada pemain utama, sutradara menyampaikan visi dan misinya terhadap penokohan yang ada di dalam skenario, lalu mendiskusikannya dengan tujuan untuk membangun kesamaan persepsi karakter tokoh antara sutradara dan pemain utama.
·  Sutradara melakukan pembacaan skenario (reading) bersama seluruh pemain untuk membaca bagian dari dialog dan action pemain masing-masing.
·  Sutradara melakukan latihan pemeranan dengan pemain utama.
·  Sutradara melakukan evaluasi terhadap hasil latihan pemeranan yang telah direkam sebelumnya.
Ø  Hunting
·  Hunting lokasi bersama penata fotografi, penata artistik, asisten sutradara, dan manajer produksi
·  Menentukan lokasi yang akan digunakan shooting berdasarkan diskusi dengan penata fotografi, penata artistik, dan penata suara.
·  Sutradara memastikan lokasi berdasarkan semua aspek teknis
Ø  Perencanaan shot, blocking/planning coverage dan staging
·  Sutradara merumuskan dan menyusun director shot pada setiap scene yang ada di skenario.
·  Sutradara membuat ilustrasi staging pemain dan peletakan kamera ke dalam bentuk floor plan.
·  Sutradara membuat storyboard dibantu oleh storyboard artist.
Ø  Pra Produksi Final (Final Preproduction)
Sutradara melakukan diskusi/evaluasi bersama-sama dengan kru dan pemain utama untuk persiapan shooting yang terkait dengan teknis penyutradaraan dan artistik.
v  Tahap Produksi
Berdasarkan breakdown shooting, sumenjelaskan adegannya kepada astrada (asisten sutradara) dan kru utama lainnya tentang urutan shot yang akan diambil (take).
1.     Mengkoordinasikan kepada astrada untuk melakukan latihan blocking pemain yang disesuaikan dengan blocking kamera.
2.     Sutradara memberikan pengarahan terhadap pemain apabila dirasa kurang dalam akting.
3.     Sutradara mengambil keputusan yang cepat dan tepat dalam hal kreatif apabila ada persoalan di lapangan.Melihat hasil shooting.
v  Tahap Pasca Produksi
1.   Bila ada catatan khusus dari laboratorium (untuk produksi film) atau editor, sutradara melihat dan mengevaluasi hasil shooting/materi editing.
2.   Melihat dan mendiskusikan dengan editor hasil rought cut dan fine cut.
3.   Melakukan evaluasi tahap akhir dan diskusi dengan penata musik tentang ilustrasi musik yang telah dikonsepkan terlebih dulu pada saat pra produksi.
4.      Melakukan evaluasi dan diskusi jalannya mixing berdasarkan konsep suara yang telah ditentukan pada saat pra produksi.
5.      Berdasarkan konsep warna yang telah ditentukan pada saat pra produksi, sutradara melakukan koreksi warna di laboratorium/studio, setelah berdiskusi dengan produser dan penata fotografi
6.      Apa Saja Yang Dibutuhkan Untuk Menjadi Sutradara?
Tidak seperti sebagian aktris, aktor, maupun penulis yang biasanya terlahir dengan bakatnya, seorang sutradara harus mempelajari sisi kreatif dan teknis dari pekerjaan yang digelutinya melalui :
1.      Observasi dan tentu saja praktek.
2.      Sutradara juga harus belajar dengan cara menonton film-film karya sutradara yang lain.
3.      Calon sutradara juga bisa belajar dengan memperhatikan cara sutradara lain bekerja di lapangan
4.      Pengetahuan tentang penyutradaraan juga bisa diperoleh dari membaca buku-buku tentang film atau mengikuti pendidikan sinematografi bisa berupa kursus atau pendidikan formal
5.      Satu hal yang pasti, tempat berlatih yang baik bagi calon sutradara adalah industri film itu sendiri. Intinya, terjun langsung dalam dunia film adalah pelatihan terbaik.
Sutradara bertanggung jawab untuk sisi kreatif dari sebuah produksi. Tanggung jawab sutradara berbeda-beda tergantung jenis produksi. Sutradara mengaudisi aktor, mengelola latihan, menyetujui elemen desain seperti setting, kostum, make-up, gambar yang dihasilkan komputer dan membantu aktor dan artis menginterpretasikan naskah. Meskipun sutradara umumnya mengikuti pendidikan penyiaran, pembuatan film dan drama, kualitas mereka yang paling penting adalah naluri kreatif di lapangan.
1.      Bekerja sebagai editor, aktor atau penulis skenario. Banyak sutradara mulai bekerja sebagai aktor, penulis atau pekerjaan terkait pembuatan film, dan kemudian memulai karier mereka sebagai sutradara. Hal ini akan memberi Anda pengalaman langsung dalam apa yang diperlukan untuk membuat film yang baik, serta dalam memahami peran dan tanggung jawab sutradara.
2.      Membantu sesama sutradara. Mulai sebagai asisten sutradara atau sebagai pembantu sutradara. Dengan demikian Anda bisa magang sekaligus mempunyai pengalaman yang bisa anda gunakan dalam membuat karya. Dan, yang penting akan menambah CV Anda.
3.      Membuat film sendiri. Banyak sutradara memulai karier mereka dengan mengikuti festival film untuk produksi rendah anggaran. Hal ini dapat memberikan publisitas dan merupakan lompatan pada karir Anda.
4.      Dapat membimbing semua komponen,bersedia bekerja sama,dan harus aktif dan kreatif
5.      Memahami benar konsep cerita,memahami siatuasi lingkungan maupun psikologis para pelibat produksi,dan juga harus memahami bagaimana menjalin hubungan yang baik dengan semua pelibat produksi
6.      Mempunyai wawasan yang tinggi dalam membuat film dan tentang tentang sejarah – sejarah film.
7.      Memiliki kepekaan yang tingggi terhadap cara – cara pengambilan gambar

3.     Assisten sutradara
Seorang Asisten Sutradara ini memegang peranan penting selama pra-produksi , produksi dan pasca produksi. Asisten Sutradara tidak hanya membantu Sutradara saja tetapi ia juga membantu crew lainnya.

Jadi seorang asisten sutradara itu fungsinya untuk memperhatikan administrasi penting sehingga departemen produksi selalu mengetahui perkembangan terbaru dalam proses pengambilan gambar. Ia juga bertanggung jawab akan kehadiran aktor/aktris walaupun sudah dikerjakan oleh Talent Coordinator.
Tugas-tugas Astrada menyebabkan seorang Astrada harus tahu dan paham kinerja departemen lain sekaligus menjadikan seorang Astrada harus mampu melakukan komunikasi kerja yang baik dengan departemen lain.
Jadi tugas Astrada dibagi menjadi dua baik secara teknis ataupun non teknis. Tugas pokok Astrada secara teknis adalah menyusun Shooting Schedule, Call Sheet, menyiapkan cast, Directing Extras.
Secara non teknis, terkait penyusunan Shooting Schedule, seorang Astrada dituntut mampu mencari input dari berbagai departemen baik kreatif maupun manajemen gunanya adalah agar dapat merangkai waktu terbaik shooting. Seperti contoh:
Astrada harus dapat menyusun jadwal take terbaik pada saat ada permintaan:
·  Sutradara memprioritaskan mood pada tingkat kerumitan adegan, sementara
·  DOP mengingatkan kondisi pencahayaan pagi dan siang, sementara
·  Art Director memerlukan waktu yang cukup untuk mengerjakan set, property dan lain-lain, sementara Asisten Produser / Manajer lokasi menekankan terbatasnya ijin waktu dan tempat dan seterusnya.
·  Tugas Non teknis lain Astrada adalah mengatur tempo kerja (filming progress) dan melakukan cek ulang tiap-tiap unit agar siap untuk take selanjutnya (maintaining order).


4.     Assisten produksi 
Assisten produksi bertanggung jawab membantu produser,sutradara dan crew yang lain nya. Biasanya bekerja di control room dengan macam-macam catatan membuat perubahan-perubahan yang perlu pada naskah,membagikan naskah pada crew,menyiapkan bahan pendukung produksi.juga sering bekerja di studio floor,membisikan pada pemain dialog yang harus di ucapkan apabila lupa.
5.     Direkture teknis
Direkture teknis bertanggung jawab dalam mempersiapkan dan menyetel semua peralatan yang akan di gunakan,agar bisa sinkron-bertugas mengawasi crew teknis dalam peralatan teknis lain nya.sering bertindak sebagai switcher yang mengoprasikan video mixer
6.     Teknisi audio
Bertanggung jawab pada bagian audio.dengan menghadapi peralatan mixing ,audio mixer dan bermacam-macam sumber audio (microphone, tape, recorder) mengatur suara dari berbagai sumber juga mengatur penempatan microfon.
7.     Direktur tata cahaya
Direktur tata cahaya bertanggung jawab atas perencanaan dan pelaksanaan tata cahaya mengatur penempatan sumber cahaya,mengarahkan sehingga memperoleh efek yang di inginkan.


8.     Direkture seni
Direktur seni betanggung jawab merencanakan setting dekorasi ,mengawasi konstruksi set ,penataan grafis dan sebagainya.
9.     Juru kamera
Pengertian Juru Kamera (Operator Kamera):
Juru kamera secara teknis melakukan perekaman visual dengan kamera mekanik ataupun elektronik dalam produksi film dibawaharahan pengarah fotografi dan bertanggungjawab kepadanya.Sutradara juga bekerja sama dekat dengan operator kamera untuk memastikan bahwa pandangan sutradara ditangkap oleh film sebagaimana yang diinginkan. Operator kamera adalah kru dari yang terpilih dalam produksi film yang secara langsung bertanggungjawab dari apa yang terlihat di layar.
Tanggungjawab pribadi adalah menjalankan kamera dan menghentikannya sesuai petunjuk/isyarat dari sutradara. Mengoperasikan kamera sesuai mood cerita dan efisien selama produksi dan menjaga komposisi frame yang pantas. Dalam produksi menggunakan video, juru kamera menggunakan headset yang dihubungkan dengan sutradara. Juru kamera bertanggungjawab kepada pengarah fotografi atas panning dan tilting dari kamera dan menjaga shot frame serta komposisi yang sudah diisyaratkan oleh pengarah forografi dan mempunyai kekuasaan untuk membatalkan shot karena kesalahan gerak kamera, fokus, komposisi, atau berbagai gangguan yang tidak diinginkan dalam frame oleh orang, benda dan lainnya.
Pada proyek film dengan bujet kecil, peran operator kamera biasa dipegang langsung oleh pengarah fotografi. Ia berkonsentrasi pada semua hal yang berhubungan dengan sinematografi dengan bantuan beberapa orang asisten. Sistem Inggris (English System), biasanya memerlukan seorang operator kamera untuk melakukan pembngkaian gambar, karena pengarah fotografi berkonsentrasi penuh terhadap penataan cahaya. Ia menginstruksikan operator kamera tentang penggunaan lensa dan filter yang dibutuhkan, serta gerak kamera yang berhubungan dengan penggunaan alat bantu lainnya, seperti dolly atau crane.

Tugas dan Kewajiban Juru kamera (Operator Kamera):
Tahap Persiapan produksi:
·            Menganalisa mood dari skenario dan konsep sutradara. Dengan melakukan pengarahan, melakukan persiapan dan pemeliharaan peralatan kamera serta sarana penunjangnya.
·            Melakukan uji coba secara teknis atas peralatan dan bahan baku yang akan dipergunakan dalam produksi.
·            Melakukan koordinasi dengan key grip sehingga secara teknis dan efisien mampu melaksanakan konsep visual dan gerakannya.



Tahap Produksi:
·         Melakukan perekaman visual secara teknis sesuai arahan pengarah fotografi, baik dalam hal komposisi, sudut pengambilan, gerak kamera dengan segala perubahannya.
·         Mengkoordinasikan awak/kru kamera dalam melaksanakan tugasnya.
·         Menjaga dan memelihara peralatan kamera dalam kondisi baik dan siap pakai.

Hak-hak Juru Kamera (Operator Kamera):
1.      Memberikan usulan yang bersifat teknis agar tercapai hasil rekaman yang baik.
2.      Meminta pengambilan ulang bila secara teknis hasil rekaman sebelumnya kurang baik.
3.   Operator kamera berhak untuk mengingatkan setelah pengambilan gambar, seperti menegur pengatur boom atau microphone apabila masuk ke dalam shot, refleksi equipment atau kru pada kaca, fokus yang tidak tajam atau kesalahan fokus lainnya, flare pada lensa, gerak kamera yang kurang halus atau kurang baik, dan hal-hal lain yang dapat mengurangi keindahan shot yang diinginkan. Pada produksi film yang memiliki bujet besar, operator kamera dapat melaporkan segala hal yang menjadi kekurangan setelah selesai melakukan pengambilan gambar.


10. operator video tape
v  Peranan VTR Dan Fungsinya
VTR/Video Tape Recorder atau biasa juga disebut VCR/Video Cassette Recorder digunakan untuk merekam hasil shooting. Ada dua jenis VTR yang digunakan yakni VTR
yang digunakan untuk merekam dan VTR yang digunakan untuk menayangkan source video/play back yang sebelumnya sudah dibuat, biasa juga dikenal dengan sebutan VT. Salah satu alat perekam gambar yang biasa digunakan adalah: DVW-M2000P, yaitu perekam video casette digital berdasarkan format Digital Betacam. Unit ini menggunakan sirkuit terpadu skala besar untuk pemrosesan sinyal, dan memiliki konstruksi internal yang sederhana, yang memungkinkan untuk memberikan fungsi sekurang-kurangnya setara dengan VTR konvensional yang compact (ukuran 4U), ringan, desain konsumsi daya rendah. Tidak hanya menawarkan perekaman dan pemutaran format digital betacam, tetapi juga dapat memutar kaset yang direkam dalam format Betacam SX, Betacam analog, atau MPEG IMX tetapi tidak mendukung untuk perekaman ketiga format(Betacam SX, analog Betacam, MPEG IMX) tersebut.
v  Proses Kerja Operator VTR( Video Tape Recording) Men
Seorang operator yang bekerja dengan merekam gambar, dan mengatur, atau memutar balik hasil durasi (Play Back) baik di lokasi shooting , maupun Ruangan editor selain itu Operator VTR men juga menerima masukan gambar dari mixer video, dan masukan dari mixer audio, atau langsung dari microphone yang dipasang pada obyek shooting keluaran dari VTR Men dihubungkan melalui pesawat pemancar yang ada di ruang pemancar untuk dipancarkan sebagai siaran langsung, dan direkam.Proses kerja Sound Sistem pada operator VTR( Video Tape Recording) Men adalah sebagai berikut suara obyek shooting ditangkap oleh
micropon yang dipasang di arena shoting disalurkan dengan kabel koaksialke pesawat mixer audio. Setelah diolah lalu disalurkan ke VTR/VCR bersama-sama dengan sinyal video yang dikeluarkan oleh mixer video untuk direkam. Atau langsung disalurkan ke pesawat pemancar untuk disiarkan bersama dengan sinyal melalui dari video, audio mixer, dan waktu durasinya( Time Code)
Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada saat syoting dalam proses produksi, yaitu:
·       Angle
Adalah sudut pandang pengambilan gambar yang dapat dihadiri viewfinder pada sebuah kamera film/video.dimana pemilihan angle sangat berperan penting dalam menciptakan unsure artistic dan pemahaman cerita dalam pengadeganan sesuai dengan script/naskah
·       Lighting/pencahayaan
Dalam sebuah proses pengambilan gambar diperlukan adanya asset pencahayaan yang memadai. Baik itu didapat dari sumber natural (sinar matahari) pada shooting exterior/luar ruangan ataupun melalui bantuan sinar lampu pada shooting interior/dalam ruangan.
·           Komposisi
Merupakan teknik pengaturan posisi gambar, ukuran dan kedalaman ruang,perspektif dan mood adegan untuk menghasilkan citra sesuai dengan tuntutan script/naskah.
·         Log/catatan shooting
Diperlukan adanya Log/catatan shooting yang di buat menjelaskan penandaan setiap gambar peradegan yang sudah selesai diambil, dilengkapi dengan keterangan koordinat waktu (timecode) pada kaset yang di gunakan. Proses ini akan sangat membantu mempercepat proses pengeditan gambar

2.3  Post production
Post production Adalah proses penyelesain akhir (finishing) dari sebuah rangkaian produksi (shoting) yang meliputi mengeditan gambar, penambahan title, grafik, animasi & special ffects, musik, sound effects, audio dubing, & output ke media video seperti: Betacam, DVCAM, MiniDV, & CD/DVD.
Berikut ini merupakan aplikasi dari Adobe yang khusus dirancang untuk proses pasca produksi :
A.    Adobe Premiere Pro, aplikasi editing yang realtime untuk para professional dalam bidang digital video production.
B.    Adobe After Effect, sebuah aplikasi khusus untuk Motion Graphics dan Visual Effect
C.    Adobe Audition™, aplikasi professional untuk pengolahan audio digital.
D.    Adobe Encore™ DVD, aplikasi professional untuk DVD authoring.
Selain aplikasi-aplikasi diatas, dikenal pula dua aplikasi grafis professional yang juga memainkan peranan penting dalam menghasilkan elemen grafis berkualitas tinggi, aplikasi tersebut adalah Adobe Photoshop® dan Adobe Illustrator®.

Proses Ini Meliputi
1.     Pengujian versi Beta dan pelaporan bug untuk kesalahan fungsional dan konten
a)     Proof content / Bukti konten - teks, gambar,    suara, kredit, dll
b)    Proof interaction / Bukti interaksi - link yang benar, tanggapan, tindakan
c)     Check for unexpected interactions /Periksa interaksi tak terduga - desain adalah selalu tidak lengkap dan tidak mengantisipasi segala sesuatu yang dapat terjadi
d)    Check for crashes/ Periksa untuk crash
2.     Mengevaluasi laporan bug dan menentukan yang    akan diperbaiki.
3.     Merevisi perangkat lunak dan konten didasarkan pada evaluasi.
4.     Ulangi tes, laporan, merevisi siklus sampai bug dikurangi sampai tingkat yang dapat diterima.
5.     Lepaskan Golden Master ke publik untuk situs web  atau manufaktur.
6.     Arsip semua bahan produksi
1)     Sumber aset - foto,video & kaset audio, dokumen, dll
2)     Master file digital - grafis, audio, teks, video, dan hal lain dalam resolusi tinggi, format diedit
a)     Akhir asset
b)    Perangkat Lunak
c)     alat Kustom
d)    Dokumentasi
e)     Menyampaikan Arsip & Dokumentasi untuk klienPromosikan situs



















BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pre production adalah proses penyiapan semua     elemen yang terlihat dalam sebuah produksi (syoting) film/ video. Pre production terdiri dari:
1.      Menyiapkan Ide & pemilihan konsep.
2.      Story line/ sinopsis.
3.      Script/ naskah skenario.
4.      Shot list & storyboard

 Production adalah proses pelaksanaan produksi (syoting) yang mengacu pada persiapan yang dihasilkan dari proses preproduction. Ada beberapa pihak yang terkait dalam proses produksi, antara lain:
1.    Produser
2.    Sutradara
3.    Asisten sutradara
4.    Asisten produksi
5.    Direktur teknis
6.    Teknisi audio
7.    Direktur tata cahaya
8.    Direktur seni
9.    Juru kamera
10.  Operator video tape

Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada saat syoting dalam proses produksi, yaitu:
1.    Angle
2.    Lighting/ pencahayaan
3.    Komposisi
4.    Log/ catatan syoting

Post production adalah proses penyelesaian akhir (finishing) dari sebuah rangkaian produksi (shoting).
Proses post production meliputi:
1.    Pengujian versi Beta dan pelaporan bug.
2.    Mengevaluasi laporan bug dan menentukan yang akan diperbaiki.
3.    Merevisi perangkat lunak dan konten didasarkan pada evaluasi bug.
4.    Ulangi tes, laporan, merevisi siklus sampai bug dikurangi sampai tingkat yang dapat diterima.
5.    Lepaskan Golden Master ke publik untuk situs web atau manufaktur.
6.    Arsip semua bahan produksi.
7.    Menyampaikan arsip & amp; dokumentasi untuk klien.
8.    Promosikan situs.

3.2  Saran
1.    Dengan dibuatnya makalah ini penyusun berharap agar pembaca lebih mengerti lagi tentang Alir Produksi Produk Multimedia dalam pembelajaran.
2.    Penyusun berharap dengan dibacanya makalah ini, pembaca dapat lebih mengetahui betapa pentingnya Alir Produksi Produk Multimedia dalam kehidupan sehari-hari.




DAFTAR PUSTAKA

https://www.google.com/search?q=pengertian+operator+video+tape&oq=pengertian+operator+video+tape&aqs=chrome..69i57.16002j0j4&sourceid=chrome&es_sm=93&ie=UTF-8#q=tugas+operator+video+tape